Anak Penjual Gula Aren Keliling, Masuk Lembah Wayang Menjadi Prajurit TNI AD

MENJADI Prajurit TNI merupakan cita-cita yang banyak diimpikan oleh para pemuda. Seiring citra TNI hingga saat ini, di mata masyarakat semakin tinggi. Pasalnya, dalam penilaian banyak masyarakat hingga saat ini, TNI selalu hadir di saat rakyat membutuhkan dan ikut mengatasi kesulitannya, sehingga TNI semakin dicintai Rakyat.

Bukan rahasia umum lagi banyak lulusan SMU bahkan lulusan Perguruan Tinggi rela berusaha dengan gigih untuk meraih demi bisa mengabdikan diri kepada nusa dan bangsa melalui menjadi Prajurit TNI.

Menjadi seorang Prajurit TNI tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Beberapa persyaratan Kesehatan, kemampuan fisik, mental ideologi, psikologi dan pengetahuan umum yang harus dipenuhi serta anemo para pemuda yang ingin menjadi prajurit semakin banyak, maka semakin ketatnya persaingan.

Tak jarang yang ikut seleksi mengalami kegagalan seperti halnya dialami oleh Pemuda asal Lembak Banten (Sarpan). Dia sempat dua kali gagal seleksi Secata, namun berkat kegigihannya akhirnya berhasil lolos seleksi Secata PK 2021. Hal itu diungkapkan Kapendam III/Slw Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto di halaman Makorindam III/Slw di Jalan Manado Kota Bandung, pada Rabu kemarin usai mengecek keberangkatan calon siswa.

sarpan1Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto menuturkan, perjalanan Sarpan dapat lolos seleksi Secata TNI AD amatlah panjang, untuk persiapan seleksi Ia melakukan latihan lari jarak 48 km hingga melewati 3 kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak Banten, melakukan cek up kesehatan dan belajar psikologi, kendati demikian tidak menjamin Sarpan sekali tes langsung lulus. Dia baru bisa lulus setelah mengikuti tes yang ketiga kalinya yaitu pada tahun 2021.

“Untuk itu, bagi adik-adikku jangan pernah takut untuk bermimpi, setiap orang berhak memiliki mimpi besar. Namun, pastikan agar tetap bersemangat untuk bisa meraihnya. Pasalnya, untuk menjadi orang sukses tidak bisa diraih secara instan, ada perjuangan dan pengorbanan,” pesannya.

Di tempat berbeda saat diwawancarai, Sarpan (21) asal Kampung Cikawah Desa Sobang, Lebak Banten. Sarpan mengakui bahwa dirinya berasal dari keluarga yang belum berhasil, tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah yang beratapkan “ijuk” dan ayahnya bekerja sebagai penjual gula aren keliling, bahkan (Ayah) dalam mengadu nasibnya untuk menjajakan dagangannya harus rela berkeliling 10 hingga 15 kilo meter.

“Bermula dari keadaan ini, saya berusaha kerja keras untuk merubah nasib dan mengangkat nama baik kedua orang tua sesuai cita-cita dari sejak kecil menjadi seorang tentara,” ucap Sarpan, sesaat disematkan tanda siswa di Lembah Wayang Secata Rindam III/Slw Pangalengan Bandung, Jumat (26/11/2021).

Demi keberhasilan meraih cita ini, kata Sarpan, melalui proses panjang ada kalanya menemui beban barat. Tapi saya tidak lelah dan sedikit pun untuk menyerah.

“Alhamdulillah, saya sudah di Secata Pangalengan. Siap dididik, dibina, digembleng untuk dijadikan menjadi prajurit TNI AD. Ibu dan Bapak serta seluruh warga Banten, mohon do’anya agar saya dalam menjalani pendidikan dengan baik dan benar,” tukasnya. (Pen)

dialogpublik.com