SEDIKITNYA 50 orang mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Kuningan nyaris rusuh dengan petugas keamanan dari Polres Kuningan, saat menggelar aksi unjuk rasa di halaman gedung DPRD Jl. RE Martadinata Ancaran, Kamis (16/12/2021) pukul 09.00 WIB.
Aksi yang dijaga ketat dan dikawal oleh anggota Polres, Kodim 0615 dan Satpol PP Kuningan itu, menyikapi isu kenaikan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD Kuningan.
Para pengunjuk rasa membawa sejumlah poster bernada sindiran keras kepada DPRD. Mereka menilai DPRD selama ini tidak peka terhadap situasi Kondisi rakyat yang memilihnya.
Aksi unjuk rasa itu diwarnai orasi dan teatrikal mahasiswa yang membawa keranda dan replika ‘pocong’ serbagai simbol matinya fungsi legislatif.
Selain itu, sebuah poster wajah ketua DPRD Nuzul Rachdy dikelilingi gambar uang nominal Rp 100 ribu-an dibakar pengunjuk rasa.
Koordinator lapangan (korlap) aksi, Ahmad Irsyad Imanuddin, dengan lantang dan nada keras berorasi di depan gedung DPRD, menyoroti kenaikan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD sangat melukai rakyat.
Sementara saat ini justru Kabupaten Kuningan dalam kondisi kemiskinan ekstrim.
“Menurut Ahmad, tunjangan anggota DPRD naik ini dinilai akan melemahkan fungsi pengawasan legislatif kepada eksekutif. Terlebih di tengah kondisi masyarakatnya miskin ekstrim. Hal ini jelas melukai perasaan rakyat, tegasnya.
Sementara itu, ketua DPRD Nuzul Rachdy, SE didampingi wakil ketua H Dede Ismail, SIP, menerima audiensi perwakilan ‘unras’ mahasiswa selepas berorasi diluar gedung.
Menyikapi aksi unras PC IMM, Zulrachdy menuturkan kepada awak media bahwa, aksi unjuk rasa suatu hal yang wajar dan merupakan kebebasan berekspresi. Dalam era demokrasi ini, masyarakat bebas mengungkapkan pendapatnya dengan ekspresi apapun selama mereka tidak anarkis dan tidak merusak tatanan yang sudah ada.
Zul sapaan akrabnya menilai, aksi yang dilakukan mahasiswa PC IMM masih dalam batas kewajaran. Gedung DPRD ini terbuka bagi masyarakat yang ingin menyampaikan pendapatnya.
Sementara itu, saat terjadi bentrok salah seorang oknum Polisi diduga memukul seorang mahasiswa pengunjuk rasa.
Hal ini mengundang reaksi keras PC IMM, agar Polisi tersebut ditindak tegas. Aksi ‘unras’ berakhir pukul 12.00 WIB dan pengunjuk rasa pun kembali pulang dengan tertib. (H WAWAN JR)