Ahmad Arif Imamulhaq, S.Fil : Pemuda Purwakarta Mau Dibawa Kemana ?

GAGASAN Kabid Kepemudaan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat nampaknya perlu dukungan dari Pemegang kebijakan tertinggi di Kabupaten Purwakarta.

Sebab, jika melihat potensi ‘PEMUDA’ yang tercatat di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) ada 210 ribu pemuda usia 16 hingga 30 tahun. Angka yang cukup potensial mempersiapkan mereka nantinya menjadi pemimpin di Purwakarta.

“UU no.40 tahun 2009 yang disebut Pemuda itu rentang usianya antara 16 sampai 30 tahun,”ujar Kabid Kepemudaan Disporaparbud, Ahmad Arif Imamulhaq, S.Fil kepada dialogpublik.com, dikantornya, Selasa (10/9/2019).

Menurut Ahmad Arif – mantan Ketua Perhimpunan Mahasiswa Purwakarta (Permata) di Yogyakarta ini – 10 atau 20 tahun nanti Purwakarta harus dipimpin oleh generasi yang sekarang disebut pemuda sebagaimana amanat Undang-undang.

Guna mencapai kearah itu diperlukan pemimpin yang sekarang berkuasa punya gagasan/konsep mau dibawa kemana pemuda sekarang menyongsong masa depannya.

“Bidang Kepemudaan punya tufoksi penyelenggaraan pelayanan kepemudaan yang terbagi tiga yaitu Pembinaan, Pemberdayaan dan Pengembangan,”ujar Ahmad Arif.

“Jumlah pemuda di Purwakarta berdasarkan data dari Disdukapil ada 210 ribu pemuda atau 26 persen dari jumlah penduduk di Kabupaten Purwakarta. Ini potensi yang sangat besar,”katanya.

Tapi, sambung Ahmad Arif, potensi yang besar itu tidak akan bermakna jika pemimpin yang punya kebijakan tidak melakukan upaya-upaya pembinaan, pemberdayaan dan pengembangan dan ini termasuk urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Kewajiba itu harus menjadi tanggungjawab bersama seluruh OPD. “Persoalan pemuda ini tidak mungkin bisa dikerjakan oleh satu dinas atau satu bidang saja. Harus bersinergi dengan OPD-OPD lainnya kalau ingin 10 sampai 20 tahun kedepan yang memimpin itu generasi sekarang di usia pemuda,”tandas Kabid Ahmad Arif.

Presiden Jokowi telah mengeluarkan perpres no.66 tahun 2017 tentang koordinasi lintas sektor pelayanan kepemudaan tingkat pusat. Disana
dibuat tim. Ada pengarah, ada pelaksana didalam kepres itu.

Dan di Kabupaten/Kota juga wajib dibentuk seperti itu. Jadi lintas sektor. Bidang kepemudaan leading sektornya. Maka sejak 3 tahun lalu dibentuk Dinas Kepemudaan, Pariwisata dan Kebudayaan.

“Kita sudah mendorong dan mengupayakan pelayanan kepemudaan ini. Tentu saja antisipasi kegagalan masa depan pemuda kita harus punya gagasan dulu. Punya konsep dulu. Punya visi dulu apa visi kita. Apa visinya, apa gagasannya. Pemuda itu mau dibawa kemana. Dari mulai hulu sampai kehilir. Dari mulai bupati sampai perangkat pemerintahan paling rendah RT RW harus satu padu. Harus punya gagasan. Jadi bupati harus punya visi tentang kepemudaan yang jelas dan tegas,”kata Ahmad Arif mengebu-gebu.

Dijelaskan Ahmad Arif, gagasan dari Bidang Kepemudaan sudah disampaikan kepada Bupati kaitan bahwa purwakarta ini harus jadi Kabupaten layak pemuda, dalam pengertian bahwa Bupati purwakarta betul betul memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam mengisi pembangunan.

Mereka, tambah Ahmad Arif, harus ditempelkan dalam setiap perangkat organisasi perangkat daerah dalam setiap kegiatan dan program pemerintah menjalankan pembangunan ini. Sehingga nanti saatnya mereka memimpin para pemuda ini sudah terlatih dan terampil.

“Kalau ini tidak segera diambil kebijakan dan direalisasikan maka lulusan sarjana atau mereka lulus sekolah akan mengalami hambatan-hambatan,”kata Ahmad Arif dengan teori ilmu filsafatnya.

Persoalan mendasar sekarang belum ada regulasinya.(perda). Padahal dari bidang kepemudaan sudah mengusulkan sejak tahun 2017. Sudah di acc oleh dewan, sudah di evaluasi oleh gubernur tinggal menunggu pengesahan dari bupati.

Pengakuan Kabid Kepemudaan Ahmad Arif Imamulhaq, dirinya sedang menyusun perbup tentang lintas sektor.

Dia merasa prihatin karena Purwakarta ketinggalan jauh dengan kabupaten lain. Purwakarta belum memiliki sarana dan prasarana yang refresentatif untuk para pemuda agar pembinaan, pelayanan dan pengembangan bisa dilakukannya.

Tidak ada gelanggang remaja, gedung KNPI sudah tidak layak huni sudah mau roboh. Makanya, kata Ahmad Arif, kalau tidak punya gagasan semua tidak akan jalan.(jainul abidin)

dialogpublik.com