16 Atlet Kuningan Siap Memperkuat Kontingen Jabar Pada PON XX – 2021

SEBANYAK 16 orang atlet Kabupaten Kuningan dari enam cabang olahraga, memiliki andil memperkuat Kontingen Provinsi Jawa Barat pada pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX yang akan digelar di Papua Tahun 2021.

Hal itu diungkapkan Ketua KONI Kab Kuningan Drs H Enay Sunaryo didampingi Ketua Bidang Pembinaan prestasi Tri Martopo saat diwawancarai di sekertariat Koni komplek stadion Mashud Wisnusaputra, Senin (28/09/2020).

Ke 16 orang atlet itu antara lain, Atletik 7 orang, Wushu 1 orang, Sepak bola 2 orang, Angkat berat 3 atlet, Loncat indah 1 atlet dan Tinju 2 orang atlet, terangnya. “Mudah-mudahan atlet Kuningan meraih prestasi terbaik sekaligus turut andil mewarnai predikat “Jawa Barat Kahiji” dan kembali tampil sebagai Juara Umum. Menyusul prestasi sebelumnya pada PON XIX Tahun 2016 di Bandung”, papar E Sunaryo.

Sementara itu, KONI Kab Kuningan mempunyai misi mempertahankan prestasi 10 besar pada perhelatan Pekan Olah Raga Provinsi atau Porda Jabar XIV tahun 2022. Hal itu karena KONI Kabupaten Kuningan hadapkan pada berbagai kendala, diantaranya usia atlet pada beberapa kecabangan sudah memasuki usia tua maupun frekuensi latihan yang terpakssa harus dikurangi akibat pandemic Covid 19.

Ketua Umum KONI Kuningan H.Enay Sunaryo, menegaskan, pada perhelatan Porprov tahun 2022 mendatang, KONI Kuningan tidak akan menargetkan yang muluk-muluk. “Dengan mempertahankan peringkat pada 10 besar saja, itu sudah merupakan prestasi yang luar biasa dan sangat logis. Itupun setidaknya harus mendulang 35 medali emas.” terang H. Enay .

Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua Umum II KONI Kuningan, Tri Martopo, bahwa pembinaan maupun pelatihan para atlet harus lebih keras lagi karena hasil pemetaan dan evaluasi target Cabor pada babak kualifikasi Porprov XIV tahun 2021 mendatang, belum menunjukkan kesiapan yang optimistis.

Menurut Tri Martopo, KONI sudah rapat dengan 30 pengurus Cabor selama dua hari, materinya pemetaan dan verifikasi tentang berbagai kendala dan permasalahannya, sehingga dapat diketahui kemungkinan perolehan jumlah medali dari masing masing Cabor.

Suatu konsekuensi logis memang, misal jika ditetapkan batas usia atlet maksimal 30 tahun pada Porda tahun 2018, maka pada Porda tahun 2022 mendatang berarti atlet tersebut sudah berumur 34 tahun, sehingga tidak bisa memperkuat lagi. “Kami memang melakukan regenerasi, dengan harapan mereka tetap berprestasi,” ujar Tri Martopo.

Lebih jauh Tri menuturkan, pihaknya akan tetap memperketat atlet, mengoptimalkan dana yang ada. “Keikutsertaan atle yang akan bertarung harus bisa dipertanggungjawabkan, sehingga tidak ada kesan asal ramai.” tegasnya.( H WAWAN JR)