WALI Kota Bandung, Oded M. Danial memberikan perhatian khusus pada pembinaan agama di Kota Bandung. Dalam slogan Bandung Agamis, kehidupan beragama menjadi bagian dari visi Kota Bandung yang digagasnya.
Di tahun pertama kepemimpinan Oded bersama wakilnya, Yana Mulyana, setidaknya ada 10 program yang tengah gencar dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan (Kesra) Kota Bandung, Bambang Sukardi menuturkan, program tersebut selalu bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bandung.
“Kita selalu bersinergi dengan Kemenag Kota Bandung sehingga pelaksanaannya masif dan berjenjang hingga ke wilayah paling rendah, di RW-RW, masjid-masjid,” ungkapnya di Balai Kota Bandung, Kamis (19/9/2019)
1. Magrib Mengaji
Kendati bukan program baru, progam ini terus disempurnakan. Bambang menjelaskan, program ini merupakan kunci untuk menanamkan nilai-nilai agama sejak dini.
“Pelaksanaannya dilakukan bersama dengan Kementerian Agama. Tugas Pemkot di kewilayahan itu memastikan anak-anak mengikuti kegiatan ini. Jangan sampai ada anak kecil berkeliaran di waktu Magrib, semuanya harus mengaji, mau di rumah, dan lebih baik di masjid,” bebernya.
2. Gerakan Ayo Bayar Zakat.
Ajakan untuk menunaikan kewajiban zakat profesi ini telah meningkatkan perolehan zakat Baznas hingga 5 kali lipat. Bambang mengungkapkan, saat ini perolehan zakat profesi Kota Bandung per bulan rata-rata mencapai Rp2,3 miliar.
“Kami mengimbau kepada masyarakat terutama pengusaha yang sudah mapan untuk menyisihkan hartanya untuk zakat. Ini adalah komitmen bersama agar manfaat yang dirasakan oleh warga kurang mampu lebih banyak,” tutunya.
3. Gerakan Subuh Berjamaah
Setiap akhir pekan, Oded turun langsung ke wilayah-wilayah secara bergiliran untuk salat Subuh di masjid-masjid kecil bersama warga. Ia ingin membangun kedisiplinan warga melalui ketaatan beribadah sejak dini hari.
“Pak Wali Kota bahkan tidak hanya akhir pekan. Hari-hari biasa pun beliau kadang salat Subuh di kewilayahan. Setelah itu, dia bisa mendengar langsung aspirasi warganya,” ungkap mantan Camat Gedebage itu.
4. Tilawah dan Hapalan Alquran (Ahlan Quran)
Bambang memaparkan, tujuan akhir gerakan ini adalah untuk mencetak 1000 hafiz di tiap kelurahan dalam lima tahun. Dengan begitu, diharapkan ada 151.000 hafiz di Kota Bandung.
“Itu cita-cita Pak Wali Kota,” katanya.
5. Gerakan Azan Serentak dan Kalibrasi Arah Kiblat (Gemar Kiblat)
Gerakan yang baru diluncurkan pada Rabu (18/9/2019) itu merupakan upaya untuk menyeragamkan arah kiblat di seluruh masjid di Kota Bandung. Selain itu, gerakan ini juga ingin memastikan seluruh penunjuk waktu salat di setiap masjid juga menunjukkan angka yang sama dan benar.
“Jam ini harus terus dikalibrasi. Kita juga pakai aplikasi yang bisa diakses oleh masjid-masjid. Dikoneksikan dengan radio juga. Jadi nanti azan itu harus serentak di semua masjid,” imbuhnya.
6. Pengajian Rutin Aparatur Sipil Negara (ASN)
Pemkot Bandung mewajibkan seluruh ASN untuk mengikuti pengajian atau ceramah agama setiap hari Rabu. ASN di lingkungan Balai Kota Bandung, pengajian dilakukan di masjid Al-Ukhuwah.
7. Berjamaah Salat Tepat Waktu (Bersatu)
Oded menggulirkan kebijakan untuk menghentikan kegiatan pekerjaan manakala azan berkumandang. Kebijakan itu diharapkan bisa lebih meningkatkan kedisiplinan ASN soal manajemen waktu.
8. Kajian Muslimah (Kamus) Pendopo
Kajian ini dilakukan setiap bulan di Pendopo Kota Bandung. Acara yang digagas oleh istri Wali Kota Bandung, Siti Muntamah Oded ini selalu penuh dikunjungi oleh para jemaah. Setidaknya, ada 1200 jemaah yang selalu memadati Kamus.
“Kalau Kamus, konten kajiannya adalah seputar penguatan keluarga. Jadi bagaimana Muslimah ini punya peran yang baik dalam menguatkan ketahanan keluarga,” papar Bambang.
9. Kajian Tematik Bandung Agamis (Kataba)
Di Kota Bandung, masjid ternyata tidak hanya menjadi pusat pembelajaran agama. Lebih jauh, masjid juga bisa menjadi media untuk menyosialisasikan program-program pemerintah. Oleh karena itu, Pemkot Bandung menggulirkan kegiatan Kataba untuk menyampaikan program-program pemerintah kepada para pemuka agama.
“Tujuannya agar mereka juga bisa membantu menyampaikan program pemerintah kepada para jemaahnya,” jelas Bambang.
10. Diskusi Pemuka Agama di Pendopo
Setiap menjelang hari raya keagamaan, Oded selalu mengundang para pemuka agama untuk duduk Bersama di Pendopo Kota Bandung. Hal ini menjadi wadah bersilaturahmi sekaligus mendengar aspirasi para pemuka agama.
“Misalnya kalau Natal, Pak Wali Kota mengundang para pendeta untuk makan malam. Begitu juga kalau Waisak, Nyepi, Galungan. Mereka senang bertemu langsung dengan Pak Oded,” ucap Bambang.
Program-program tersebut membuat Wali Kota Bandung Oded M. Danial diganjar penghargaan sebagai Kepala Daerah yang telah Berpartisipasi Mendukung Program Moderasi Beragama dan Penguatan Fungsi Penyuluh Agama dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Penghargaan tersebut diserahkan pada acara Malam Anugerah Penyuluh Agama Islam Teladan 2019 di Jakarta pada 21 Agustus 2019 lalu.
“Hanya karena Pak Wali saat itu sedang menunaikan ibadah haji, maka penyerahannya secara simbolis dilakukan di Masjid Al-Ukhuwah oleh Kantor Kemenag Kota Bandung pada 18 September 2019 kemarin,” katanya.(DP)